Kec. Undaan, Kab. Kudus
Prov. Jawa Tengah
Desawatesundaan.kudus@gmail.com
Munjung Wong Tuwo adalah bentuk visualisasi adat istiadat masyarakat desa Wates dimana kemudian menjadi budaya yang terus dilestarikan hingga sekarang. Adat istiadat yang dimaksud berupa memberikan sesuatu atau dalam istilah Wates disebut ‘Weweh’ atau ‘Munjung’ kepada orang yang lebih tua.
’Weweh’ atau ‘Munjung’ pada hakekatnya adalah sedekah, dan tidak berkonotasi memberikan sesuatu kepada dhuafa (fakir miskin), tapi ‘weweh’ atau ‘munjung’ disini dimaksudkan memberikan sesuatu atau memberikan penghormatan kepada orang yang lebih ‘dianggap’ tua.
Tradisi Munjung Wong Tuwo ini biasanya dilakukan masyarakat Wates pada hari baik seperti :
Pada hari-hari tersebut diatas masyarakat Wates melakukan Tradisi Munjung Wong Tuwo, Wong Tuwo yang dimaksud adalah :
Pemerintah Desa Wates beserta masyarakat kemudian sepakat bahwa tradisi yang baik itu tetep dilestarikan dalam kontek kehidupan sehari-hari dan di visualisasikan dalam bentuk Kirab Budaya Munjung Wong Tuwo yang diselenggarakan bersamaan pada acara Sedekah Bumi dan Gelar Budaya.
- Prosesi Kirab Budaya MUNJUNG WONG TUWO merupakan ekspresi rasa syukur masyarakat atas berkah yang diperoleh dari hasil bumi atau hasil pertanian. Prosesi kirab ini digelar menjadi satu paket dalam acara Sedekah Bumi atau APITAN yang notabenenya adalah tradisi para Among Tani -
Kegiatan Apitan yang telah ada dan sudah menjadi ritual tahunan sejak zaman nenek moyang masyarakat Wates dan dimulai pada kisaran Tahun 1827 M, yaitu ketika Nyai Seliyah dan Ki Lengku bertemu di tepian Kali Mati (Sungai Mati) dimana dulunya adalah Kali Wulan (Sungai Wulan), kemudian mereka berdua membangun perkampungan yang sekarang ini disebut Desa Wates. Karena jasa beliau dalam memulai peradaban di Desa Wates selanjutnya beliau berdua disebut sebagai Cikal Bakal Desa Wates.
Rangkaian kegiatan Sedekah Bumi dan Gelar Budaya terdiri dari :
Kirab Budaya Munjung Wong Tuwo yang diselengarakan pada setiap hari Ahad atau minggu terahir pada bulan Dzul Qo’dah atau bulan Apit dalam penanggalan jawa memiliki beberapa tujuan tertentu yang dapat dilihat dari berbagai aspek atau dimensi sebagai berikut :
1. Dilihat dari Dimensi Agama :
2. Dilihat dari Dimensi Sosial :
3. Dilihat dari Dimensi Budaya :
4. Dilihat dari Dimensi Ekonomi
Prosesi Kirab Budaya Munjung Wong Tuwo menjadi peristiwa budaya yang memiliki makna mendalam, lewat kemasan Gelaran Kirab Budaya Munjung Wong Tuwo, diharapkan adat istiadat yang sudah melekat dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Desa Wates ini menjadi lebih menarik untuk diminati masyarakat serta diharapkan menjadi atraksi wisata budaya yang menarik.
Dalam Prosesi kirab Budaya Munjung Wong Tuwo divisualisasikan sebagai berikut ;
Anggaran
|
Realisasi
Rp. 1,000,000 | Rp. 1,000,000 |
Anggaran
|
Realisasi
Rp. 500,000 | Rp. 500,000 |
Anggaran
|
Realisasi
Rp. 800,000 | Rp. 800,000 |
Anggaran
|
Realisasi
Rp. 1,000,000 | Rp. 1,000,000 |
Anggaran
|
Realisasi
Rp. 500,000 | Rp. 500,000 |
Kirim Komentar